UU

Oktober 10, 2010

UU No. 12 Tahun 2006
tentang kewarganegaraan

Pemilu/ PEMILUKADA

Agustus 26, 2010

DAMPAK PEMILU PADA EKONOMI RAKYAT
Rakyat adalah actor utama dalam pemilihan sehingga disebut suara rakyat adalah suara tuhan. Sumpah untuk mensejahterakan rakyat terucap dan tertulis dimana-mana. Politik uang yaitu dengan membeli suara sudah hal yang pasti dan terbiasa di Negara ini. Seperti yang sudah-sudah pemilihan kepala daearah , rakyat dengan ikhlasnya menukarkan kesejahteraan dengan lembaran uang sehinga mereka yang punya uang yang sangat berpeluang untuk jadi pemimpin negeri ini.
Berkah Pemilu Pada Ekonomi Rakyat
Pemilu juga bisa menjadi berkah yang sangat besar bagi perekonomian rakyat. Karena pesta lima tahunan ini akan meningkatkan permintaan makanan, minuman, poster dan kebutuhan-kebutuhan kampanye sehinngga roda perekonomian semakin bergerak lebih baik dari keadaan semula.
Politik uang yang dilakukan para caleg akan meningkatkan tingkat konsumtif masyarakat. Inflasi untuk sementara bisa dikendalikan kembali karena banyaknya uang yang beredar sehigga akan menyebabkan Multi Player Effect yang baik dalam berbagai sektor ekonomi. Oleh karena itu pemerintah yang jadi diharapkan dapat memberikan suntikan pada sektor ekonomi rakyat atau ekonomi riil. Sektor ekonomi rakyatlah yang sangat kebal dari gempuran krisis tetapi karena kebijakan pemerintah yang tidak mendukung mengakibatkan mereka surut.
Perlunya Demokrasi Ekonomi
Kemiskinan dan pengangguran di negeri yang kaya raya ini adalah sangat banyak sekali. Beberapa kali pemilihan umum tidak menghasilkan pemimpin yang bisa mengentaskan masyaraka dari kemiskinan. Kebijakan persiden SBY yang akhir-akhir ini manis hanya bagai permen politik yang akan memberikan kenikmatan sesaat saja.
Soal kesejahteraan rakyat pemerintah memang harus berperan lebih banyak. Menurut Mill pemerintah bukan hanya mengatur supaya orang tidak rebut, tapi pemerintah harus mengatur pembagian hasil produksi secara memadai. Perluasan kegiatan pemerintah dalam masalah itu secara serius merupakan ukuran apakah dia berhasil membawa masyarakat ke kondisi hidup yang lebih baik. Atau dengan kata lain apakah demokrasi diterpakan pemerintah.
Inti pokok dalam demokrasi ekonomi(ekonomi kerakyatan, usaha kecil dan koperasi atau kebijakan populisme) adalah system ekonomi yang lebih mementingkan rakyat bukan hanya sebagian kelompok individu. Implementasi dalam hal ini bisa dengan memebantu kegiatan ekonomi rakyat/ sektor riil khususnya kaum pribumi atau dengan fungsialisasi koperasi yang bisa berperan sebagai convertailing power.
Krisis tahun 1999 menunjukan bahwa produk domestic bruto(PDB) meningkat karena pengusaha kecil dan menengah semakin banyak dan terus meningkat sedangkan pengusaha besar cenderung menurun. Peningkatan PDB itu juga diikuti dengan penarikan tenaga kerja yang semakin banyak.
Oleh karena itu, pemerintah kededepan harus semakin sadar dan tidak ragu-ragu untuk mengguanakan paradigma pembangunan yang bertumpu pada usaha kecil dan koperasi sehingga struktur ekonomi akan menjadi ideal, dimana tidak hanya segelintir orang yang menguasai asset ini melainkan sebagian besar masyarakat. Pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Melihat keadaan yang demikian. Maka pemilu harus disikapi dengan lebih bijak agar bangsa ini bisa dipimpin oleh mereka yang beroerientasi pada kesejahteraan rakyat. Antara golput dan tidak bukan suatu hal yang benar dan salah atau haram dan tidak. Angka golput yang besar juga bisa menjadi suatu control social bagi pemrintah untu lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan.
Dampak pemilu ternyata begitu dasiat. Yang pada awalnya meski kampanye damai pemilu ini telah di canangkan, namun keanehan dan beberapa kejadian yang tidak diharapkan banyak terjadi.
Caleg stres salah satunya, fenomena aneh tapi nyata ini telah memenuhi headline koran koran yang kemaren sempat dipenuhi poster caleg yang lagi berkampanye di pemilu, hanya satu tujuan banyak orang untuk memilihnya. Dalam hati saya cuma terseyum asem, dan pengen bilang sokorrrr ke mereka yang stres itu.
Dampak pemilu : Sejumlah Caleg Dirawat
Dampak pemilu legislatif di Kabupaten Pasaman mulai terlihat. Ada Caleg yang kecewa, depresi, bahkan baciracau di kedai kopi setelah tak ada tanda-tanda akan duduk di DPRD. Bahkan ada yang masuk rumah sakit. Tapi belum ada yang dikirim ke rumah sakit jiwa.
Direktur RSUD Lubuk Sikaping, Drg. Wahid Khusairi yang ditanya Singgalang tentang adanya Caleg yang masuk rumah sakit yang dipimpinnya, ia enggan berkomentar.
“Kalau ada orang sakit kita rawat. Apakah Caleg atau tidak. Karena tugas rumah sakit adalah siap menerima pasien dan memberikan pelayanan terbaik,” kata Wahid.
Ketika didesak ada indikasi Caleg yang masuk RSUD, hal itu adalah kode etik kedokteran. “Kita tak bisa mengatakan orang depresi, stres karena Caleg. Yang jelas, kalau ada pasien yang sakit dan dirawat jelas kita obati,” katanya mengulangi ketegasan.
Dia menyebutkan, pencetus seseorang sakit bisa alasan macam-macam. Misalnya karena banyak pikiran, punya problem, dan lain sebagainya. Tetapi rumah sakit, katanya, hanya mengobati orang yang sakit tanpa membeda-bedakan dari kalangan mana pun.
Soal psikiater, pihak RSUD Lubuk Sikaping memang tak punya dokter ahli jiwa (psikiater) karena memang sesuai dengan kondisi dan tipe RS yang ada di Lubuk Sikaping.
Berdasarkan penelusuran Singgalang, sejak pemilu 9 April lalu ada beberapa Caleg dan keluarga Caleg yang dirawat. Namun, kata Wahid, tidak bisa dibuktikan secara medis apakah pasien itu sakit karena gagal menjadi anggota dewan.
“Tetapi apakah penyebabnya karena gagal sebagai Caleg meraup suara, kita juga tak bisa memberikan kepastian karena dokter hanya memberikan pelayanan secara medis agar pasien bisa sembuh. Siapapun orangnya, baik Caleg, maupun tidak. Karena kita tidak membeda-bedakan pasien,” katanya.
Akibat kekecewaan di balik harapan Caleg itu, telah membuat kurenah agak aneh, mulai dari manciracau di beberapa tempat. Para Caleg kecewa itu, karena telah menghabiskan dana cukup signifikan, bahkan ada yang menggadai serta menguras tenaga selama masa kampanye, ternyata tak dapat perolehan suara yang diharapkan.

PLPG

Agustus 7, 2010

palpg…. mantapppp cinnnn

Sertifikasi Guru

Juli 21, 2010

Sertifikasi Guru dalam Jabatan merupakan Program Pemerintah dalam rangka mengupayakan peningkatan kualitas guru menjadi guru profesional. Keberadaan program ini tentunya diharapkan mampu mendorong guru-guru untuk giat dalam melakukan berbagai inovasi-inovasi dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga pendidik. Program sertifikasi guru ini juga memberikan jaminan bagi guru-guru yang profesional untuk diberikan tunjangan gaji 1 x dari gaji pokok. hal ini tentunya sangat baik apabila pendistribusian gaji tersebut betul-betul dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas guru tersebut. ada 2 cara dalam mendapatkan gelar guru profesional. yang pertama adalah dengan berkas portofolio, apabila lulus berkas maka guru tersebut dapat menyandang guru profesional. dan cara yang kedua yaitu, dengan PLPG yaitu merupakan konsekuensi logis yang harus dil;akukan oleh guru-guru apabila tidak memenuhi syarat kelulusan berkasnya sehingga harus di diklat.

namun, penulis melihat bahwa justru upaya yang lebih efektif dalam memberikan sertifikat guru profesional yaitu dengan melalui diklat PLPG. begitu banyak ilmu pengethauan yang diperoleh guru-guru yang ikut diklat dibandingkan dengan yang lulus portofolio sj. sehingga pengalaman yang didapatkan selama diklat PLPG bisa di aplikasikan nantinya ketika guru kembali bertugas di instansi mereka masing-masing.

semoga niat baik pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru-guru kita, di barengi dengan keinginan yang kuat dari guru-guru kita itu sendiri untuk mau menjadi Guru Profesional.

Makassar Kembali Banjir

Juni 17, 2010

Makassar Kembali Banjir…!!!

ya…!!! itulah fenomena yang kita temukan sekarang. tiap tahun, makassar mesti bersiap menerima banjir. Akan tetapi, ini bukanlah banjir akibat hujan, akan tetapi ini merupakan banjir manusia yang ramai mendatangi kota makassar untuk mengadu nasib dan kemampuan bersaing dengan ribuan orang untuk melanjutkan studinya dibangku kuliah. Hal ini dapat dilihat langsung dari adanya beberapa titik jalan yang mengalami kemacetan (tempat tes SNMPTN). tapi, itulah kenyataan yang harus diterima ibu kota… layaknya ibu kandung yang dengan setia menampung anak-anaknya…

PPL sebagai pembelajaran berharga

Juni 11, 2010

Program PPL dinilai sebagai salah satu upaya yang efektif untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang kita miliki untuk dipraktekkan langsung. banyak hal positif yang ditarik dari PPL ini, salah satunya pengalaman semakin bertambah, keterampilan pun dapat diasah disini. PPL saya anggap sebagai upaya pembelajaran yang lebih efektif, di bandingkan dengan teori yang tanpa praktek. sama halnya dengan makan sayur tanpa garam.

Biarkan Hukum Mengalir

Juni 3, 2010

salah satu buku karangan Satjipto Rahardjo yang berjudul “biarkan hukum mengalir” cukup menarik untuk dibaca. bahasanya dibawakan secara ringan dan bahasa sederhana. beliau menggambarkan bahwa berlakunya hukum adat dimasyarakat ternyata dipengaruhi oleh hukum nasional, bahkan terkadang hukum nasional terkadang hanya dipandang sebagai beban terhadap hukum nasional itu sendiri. tuk lebih lebih jelasnyaaaaa… baca sendiri bukunya…!!! heee….

“Facebook”…Hiburan or Penyakit

Mei 14, 2010

Demam facebook melanda negeri ini. Anak kecil, orang dewasa bahkan orang yang sudah tua pun belakangan ini rajin ditemukan di warnet dan area2 hotspot yang ada. Hal ini tentunya sangat menggembirakan dan bermanfaat apabila tujuan utamanya on line untuk mencari berita-berita atau informasi yang mereka butuhkan yang berkenaan dengan perkembangan IPTEK, tapi ternyata hal ini berbeda, pada umumnya mereka hanya on line untuk facebook. Entah hal apa yang menarik dari facebook ini sehingga banyak orang yang begitu mengelu-elukannya. layaknya narkoba yang bisa membuat orang ketagihan untuk selalu menggunakannya. Facebook pun demikian halnya, banyak orang yang selalu merelakan waktu dan uangnya terbuang sia-sia hanya untuk on-line facebook.

Tidak dapat dipungkiri bahwa facebook memang dapat dijadikan sebagai hiburan dikala ada waktu luang dan ketika kita merasa suntuk dan ingin melepas kepenatan, tetapi bila digunakan dalam jangka waktu yang wajar. Tetapi bila facebook dijadikan sebagai teman hidup sehari-hari, maka tentunya ini akan menyita banyak waktu dan hanya membuang waktu yang berharga setiap harinya tanpa hal-hal yang positif.

So….!!! pergunakanlah facebook sesuai dengan kebutuhan, jangan mempergunakannya sesuai dengan keinginan karena itu akan merusak. Dampaknya mungkin belum langsung dirasakan, tapi liat ntarnya aja coyyyy… ok.

semoga anda lebih bijak dalam menggunakan facebook…!!!

KUATKAN MENTAL PENDIDIKAN

Mei 4, 2010

Ucap syukur, lompat kegirangan, corat-coret, konvoi, tangis histeris, bahkan ada yang pingsan. Itulah segelumit ekspresi dari seluruh siswa yang belum lama ini menerima pengumuman kelulusan mereka dalam Ujian Nasional (UN). Tindakan mulai dari yang wajar sampai tindakan yang kurang pantas untuk “ukuran” pelajar ditumpahkan sebagai ekspresi kelulusan UN. Setiap tahun pasti terulang dengan segala macam permasalahannya.

Jiwa muda memang jiwa yang penuh dengan semangat, jiwa yang ekspresional, jiwa yang super kreatif, yang sangat rentan terhadap pengaruh “habbit” (kebiasaan), dank arena faktor kebiasaan inilah yang mungkin menjadi alasan untuk mengekspresikan kelulusan dengan cara yang agak “berlebihan” walaupun banyak juga siswa yang tidak terpengaruh, tapi sedikit banyak tindakan sebagian siswa telah membentuk imej tertentu terhadap proses pengumuman kelulusan UN tersebut.

Terlepas dari hal tersebut di atas, sebenarnya ada hal yang lebih penting untuk dicermati oleh kita semua sebagai bagian dari proses pendidikan jangka panjang Bangsa Indonesia. Apakah itu? Penulis menyebutnya sebagai “Mentalitas Pendidikan”.

Mentalitas pendidikan dapat berarti banyak hal, mulai dari mental pendidik, mental siswa didik, mental kurikulum pendidkan, bahkan sampai pada mental orang tua siswa didik. Dunia pendidikan memang mengalami banyak kemajuan, namun harus kita akui bahwa mental pendidikan kita terutama pendidkan dasar dan pendidikan usia remaja jauh menurun. Mengapa demikian?

Mari kita cermati keadaan sekitar kita, di koran, radio, televise, dan media-media lain ramai memberitakan tentang laporan orang tua siswa ke polisi karena anaknya “dijewer’ oleh Bapak/Ibu Guru, karena sang siswa berbuat kesalahan, atau karena anaknya “dicubit” oleh Bapak/Ibu Guru yang dianggap sebagai sebuah “penganiayaan”. Mungkin memang ada oknum guru yang bertindak diluar kepatutan, tapi ironisnya ada beberapa kasus tertentu yang mungkin tidak bisa dikategorikan sebagai sebuah “penganiayaan” tetapi malah diperkarakan. Kemanakah otoritas Guru dalam membentuk pribadi anak didiknya  dengan caranya sendiri yang mungkin telah diterapkan selama puluhan tahun dan itu terbukti berhasil?

Zaman mungkin memang telah berubah, tapi apakah segelintir/sebagian pengalaman masa lalu yang sekiranya dapat menjadi pedoman yang berharga juga harus dihilangkan? Mari kita belajar dari  contoh yang nyata, bagaimana pengalaman orang tua kita dulu sewaktu menempuh bangku sekolah? Bagaimana “tersiksanya” orang yang mencari ilmu ketika motor, mobil, computer, televise, mesin ketik, buku bacaan dan sebagainya masih minim? Apa yang akan kita perbuat seandainya hal tersebut masih berlangsung sampai sekarang? Sanggupkah kita berjuang dengan begitu kerasnya di tengah keterbatasan yang menghalangi?

Zaman mungkin memang telah berubah, anak sekolah sekarang dapat menikmati fasilitas dari orang tua seperti motor, mobil, dan segala fasilitas lainnya yang mungkin saja dapat membuat seseorang menjadi besar kepala karena Bapak/Ibu Guru hanya bersepeda ke sekolah, hanya mengendarai angkutan umum, atau bahkan berjalan kaki ke sekolah dengan segala keikhlasannya.

Zaman mungkin memang telah berubah, anak sekolah sekarang bahkan banyak yang melebihi Guru-gurunya dalam memanfaatkan teknologi semisal dunia maya/internet dengan segala macam istilah-istilah serta fitur-fitur keren yang mungkin belum diketahui oleh Bapak/Ibu Guru mereka.

Tapi tunggu dulu!! Sekolah tidak hanya mengajarkan tentang bagaimana menjadi anak yang pintar, sekolah adalah tempat pembinaan kepribadian, tempat pembinaan jati diri, tempat pembinaan kedewasaan, bahkan tempat pembinaan mental yang mungkin tidak terdapat di situs internet, tidak terdapat di bawah jok motor, atau di atas dashboard mobil, tapi hanya terdapat di ruang kelas yang mungkin tidak begitu besar tetapi didalamnya berdiri seorang guru yang dengan penuh keikhlasan mengajari siswa-siswinya tentang bagaimana caranya kelak untuk menjadi “seseorang”.

Jika kita liat fenomena yang belum lama ini terjadi dimana angka kelulusan siswa menurun drastic. Menurut pendapat penulis, sedikit banyak hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh apa yang disebut tadi sebagai mental pendidikan.

Para siswa tidak merasa benar-benar siap untuk menghadapi tekanan mental UN yang begitu besar karena terbiasa dengan “budaya santai”, hal ini memperlihatkan bahwa sebenarnya UN selayaknya sebagai ujian mental yang menguji kedewasaan siswa dalam menghadapi tekanan dan tantangan.

Oleh sebab itu, dengan adanya momen HARDIKNAS ini, marilah kita terutama para orang tua untuk mengkaji kembali pola-pola/cara kita dalam mendidik anak terutama cara kita menyikapi psikologi dan kebutuhan-kebutuhan anak dalam menunjang proses pendidikannya. Dan untuk para siswa/pelajar sekalian, ada petuah lama mengatakan bahwa “kesuksesan itu dapat dicapai dengan kerja keras”. Oleh karena itu, biasakanlah /untuk menjadi mandiri dan terus berusaha untuk melatih kepribadian terutama kekuatan mental dalam menjalani proses pendidikan. Marilah kita bersama-sama untuk membangun kembali mental pendidikan yang kuat sehingga menciptakan pribadi pelajar yang tangguh dan berani menghadapi tantangan.

SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL!!

Semoga pendidikan di Indonesia Negara kita tercinta semakin maju dan masa depan semakin cerah.

DPR kita sekarang

April 29, 2010

setelah sekian lama rakyat indonesia menggantungkan harapan besar terhadap  akuntabilitas kinerja DPR, akhirnya kini masyarakat mulai disuguhkan dengan berbagai tindakan yang dianggap cukup representatif mewakili harapan masyarakat. salah satunya yaitu, DPR mulai menunjukkan taringnya dalam rangka mengusut tuntas kasus bank century, kasus penggelapan pajak oleh gayus dan masih banyak lainnya. kinerja dpr saat ini dianggap sebagai tindakan yang betul-betul sebagai pembawa aspirasi rakyat. mari kita dukung DPR untuk menunjukkan keberaniaan dalam mengungkap kebenaran serta berupaya memburu para koruptor yang selama ini kebal akan hukum. semoga saja…!!!